Menemukan Tema, Latar, Penokohan Pada Cerpen-Cerpen dalam Satu Buku Kumpulan Cerpen.

Posted On Juni 4, 2010

Disimpan dalam Uncategorized

Comments Dropped 6 responses

Cara Menemukan Unsur-Unsur Cerpen dan Implementasinya.

Pengertian Cerpen
Cerpen adalah sebuah cerita yang singkat, padat, dan jelas. Singkat karena hanya terdiri atas ± 10.000 kata, padat karena akan memuat peristiwa-peristiwa inti dalam cerita, dan jelas karena tetap akan kita temukan akhir penyelesaian dari peristiwa-peristiwa yang membangun cerita.
Unsur pembangunan dalam cerpen terdiri dari unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun yang berasal dari dalam tubuh karya sastra, yang meliputi tema, alur, karakteristik, setting, sudut pandang, amanat. Unsur ekstrinsik adalah segala macam unsur yang berada di luar suatu karya sastra yang iktu mempengaruhi kahadiran suatu karya sastra, seperti faktor sosial, ekonomi, budaya, politik, keagamaan, dan tata nilai masyarakat.

Struktur Cerpen
Para penulis pemula seringkali disarankan untuk menggunakan pengandaian berikut ini ketika mulai menyusun cerpen mereka:
1. Taruh seseorang di atas pohon.
2. Lempari dia dengan batu.
3. Buat dia turun.
Kelihatannya aneh, tapi coba Anda pikirkan baik-baik, karena saran ini bisa diterapkan oleh penulis mana saja. Nah, ikuti langkah- langkah perencanaan seperti yang disarankan di bawah kalau Anda ingin menulis cerpen-cerpen yang hebat.

Perencanaan Cerpen
Taruh seseorang di atas pohon: munculkan sebuah keadaan yang harus dihadapi tokoh utama cerita.
Lempari dia dengan batu: Dari keadaan sebelumnya, kembangkan suatu masalah yang harus diselesaikan si tokoh utama tadi. Contoh: Kesalahpahaman, kesalahan identitas, kesempatan yang hilang, dan sebagainya.

Buat dia turun: Tunjukkan bagaimana tokoh Anda akhirnya mengatasi masalah itu. Pada beberapa cerita, hal terakhir ini seringkali juga sekaligus digunakan sebagai tempat memunculkan pesan yang ingin disampaikan penulis. Contoh: Kekuatan cinta, kebaikan mengalahkan kejahatan, kejujuran adalah kebijakan terbaik, persatuan membawa kekuatan, dsb.
Ketika Anda selesai menulis, selalu (dan selalu) periksa kembali pekerjaan Anda dan perhatikan ejaan, tanda baca dan tata bahasa. Jangan menyia-nyiakan kerja keras Anda dengan menampilkan kesan tidak profesional pada pembaca Anda. Praktekkan perencanaan sederhana ini pada tulisan Anda selanjutnya.

Tema
Setiap tulisan harus memiliki pesan atau arti yang tersirat di dalamnya. Sebuah tema adalah seperti sebuah tali yang menghubungkan awal dan akhir cerita dimana Anda menggantungkan alur, karakter, setting cerita dan lainnya. Ketika Anda menulis, yakinlah bahwa setiap kata berhubungan dengan tema ini.

Ketika menulis cerpen, bisa jadi kita akan terlalu menaruh perhatian pada satu bagian saja seperti menciptakan penokohan, penggambaran hal-hal yang ada, dialog atau apapun juga, untuk itu, kita harus ingat bahwa kata-kata yang berlebihan dapat mengaburkan inti cerita itu sendiri.
Cerita yang bagus adalah cerita yang mengikuti sebuah garis batas. Tentukan apa inti cerita Anda dan walaupun tema itu sangat menggoda untuk diperlebar, Anda tetap harus berfokus pada inti yang telah Anda buat jika tidak ingin tulisan Anda berakhir seperti pembukaan sebuah novel atau sebuah kumpulan ide-ide yang campur aduk tanpa satu kejelasan.

Tempo Waktu
Cerita dalam sebuah cerpen yang efektif biasanya menampilkan sebuah tempo waktu yang pendek. Hal ini bisa berupa satu kejadian dalam kehidupan karakter utama Anda atau berupa cerita tentang kejadian yang berlangsung dalam sehari atau bahkan satu jam. Dan dengan waktu yang singkat itu, usahakan agar kejadian yang Anda ceritakan dapat memunculkan tema Anda.

Setting
Karena Anda hanya memiliki jumlah kata-kata yang terbatas untuk menyampaikan pesan Anda, maka Anda harus dapat memilih setting cerita dengan hati-hati. Disini berarti bahwa setting atau tempat kejadian juga harus berperan untuk turut mendukung jalannya cerita. Hal itu tidak berarti Anda harus selalu memilih setting yang tipikal dan mudah ditebak. Sebagai contoh, beberapa setting yang paling menakutkan bagi sebuah cerita seram bukanlah kuburan atau rumah tua, tapi tempat-tempat biasa yang sering dijumpa pembaca dalam kehidupan sehari-hari mereka. Buatlah agar pembaca juga seolah-olah merasakan suasana cerita lewat setting yang telah dipilih tadi.

Penokohan
Untuk menjaga efektivitas cerita, sebuah cerpen cukup memiliki sekitar tiga tokoh utama saja, karena terlalu banyak tokoh malah bisa mengaburkan jalan cerita Anda. Jangan terlalu terbawa untuk memaparkan sedetail-detailnya latar belakang tiap tokoh tersebut. Tentukan tokoh mana yang paling penting dalam mendukung cerita dan fokuskan diri padanya. Jika Anda memang jatuh cinta pada tokoh-tokoh Anda, pakailah mereka sebagai dasar dalam novel Anda kelak.

Dialog
Jangan menganggap enteng kekuatan dialog dalam mendukung penokohan karakter Anda, sebaliknya dialog harus mampu turut bercerita dan mengembangkan cerita Anda. Jangan hanya menjadikan dialog hanya sebagai pelengkap untuk menghidupkan tokoh Anda. Tiap kata yang ditaruh dalam mulut tokoh-tokoh Anda juga harus berfungsi dalam memunculkan tema cerita. Jika ternyata dialog tersebut tidak mampu mendukung tema, ambil langkah tegas dengan menghapusnya.

Alur
Buat paragraf pembuka yang menarik yang cukup membuat pembaca penasaran untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Pastikan bahwa alur Anda lengkap, artinya harus ada pembukaan, pertengahan cerita dan penutup. Akan tetapi, Anda juga tidak perlu terlalu berlama-lama dalam membangun cerita, sehingga klimaks atau penyelesaian cerita hanya muncul dalam satu kalimat, dan membuat pembaca merasa terganggu dan bingung dalam artian negatif, bukannya terpesona. Jangan pula membuat “twist ending” (penutup yang tak terduga) yang dapat terbaca terlalu dini, usahakan supaya pembaca tetap menebak-nebak sampai saat-saat terakhir. Jika Anda membuat cerita yang bergerak cepat, misalnya cerita tentang kriminalitas, jagalah supaya paragraf dan kalimat-kalimat Anda tetap singkat. Ini adalah trik untuk mengatur kecepatan dan memperkental nuansa yang ingin Anda sajikan pada pembaca.

Baca ulang
Pembaca dapat dengan mudah terpengaruh oleh format yang tidak rapi, penggunanaan tanda baca dan tata bahasa yang salah. Jangan biarkan semua itu mengganggu cerita Anda, selalu periksa dan periksa kembali.

Contoh cerpen.
” RADIO MASYARAKAT ”
Kehendak zaman?………Semangat baru?……..Ya, barangkali buat Tuan…Bagi saya belum terpikirkan……..
Masih mendengung-dengung perkataan itu dalam telinga dokter Hamzah. Seakan-akan diucapkan perlahan-lahan. Seperti seorang pembicara di muka sidang ramai yang menekankan kata-katanya satu persatu, agar lebih meresap ke dalam kalbu pendengarnya. Sayup-sayup suara itu mendatang. Tertahan-tahan, tetapi terang dan tidak ragu-ragu.Kata-kata yang diucapkan oleh kuswari tadi, tatkala ia datang ke kamarnya untuk, katanya, diperiksa sakit badannya. Kuswari mengeluh panjang-panjang. Seolah-olah dengan demikian hendak ia lemparkan segala beban yang memberat, hendak ia lepaskan segala kepegalan yang menghimpit sukma. Dokter Hamzah meletakkan alat-alat pemeriksanya. Kus disuruhnya mengenakan bajunya kembali. Sementara ia berjalan-jalan di dalam kamar yang sedang besarnya itu. Habis segala ilmunya digunakannya. Habis segala kecakapannya dilepaskannya. Pendapat akhir tetaptak beralih. Kus tak kurang apa-apa. Badannya dalam deadaan sehat. Sepanjang ilmu kedokteran. Tetapi dimana letak pangkalnya segala-gala ini ? Mengapa Kus semacam ini ? atau mestikah di sini dicari sebabnya dalam ilmu psikiatri lagi? Kus sudah berdiri kembali di hadapannya menantikan kata keputusannya. Sikapnya seperti seorang yang telah menyerah. Pandangannya lindap, bahkan kabur. Kepalanya tunduk. “Ya, Kus, engkau tak kurang apa-apa. Engkau sehat, tak ada obat yang dapat kuberikan tetapi….” Ia berhenti sebentar. Ada yang dipikirkannya. Kus antara cemas dan harap. Kemudian dengan tersenyum kata dr Hamzah pula. “tetapi ada juga obat yang dapat kuberikan. Obat yang kalau dikatakan bersahaja, mahal juga didapatkan. Kus, kau harus kisarkan pandangan hidupmu. Itulah satu-satunya obat mujarab bagi penyakitmu. Kau mesti mencoba mengetahui apa kehendak zaman. Mesti mencoba mendalami semangat baru, itu tak mudah. Tapi aku percaya, kau pandai mencari dan menimbang sendiri. Buat sementara rasanya tak perlu kuterangkan kepadamu. Cari dulu. Nah, Kus nanti kita bicarakan lagi.” Sejurus Kus terdiam. Tetapi perlahan-lahan seakan-akan bertukar cahaya mukanya, cahaya yang tak dapat disifatkan lebih jauh. Bibirnya menggelung ejek. Cepat-cepat berhamburan katanya. “Kehendak zaman? Semangat baru? Ya, barangkali buat Tuan. Bagi saya belum terpikirkan.” Cuma itu saja ia berpaling, lalu terus meninggalkan dr. Hamzah, lupa ia menabik hatinya pedar!.
Dari : Gema Tanah Air : Prasa dan Puisi Karya HB Yasin
Pada Pelajaran 1 kamu telah mengikuti kegiatan menceritakan kembali isi cerpen. Tentunya, kamu telah banyak membaca cerpen. Kamu akan dapat memperoleh cerpen dari kumpulan cerpen. Cerpen yang dimuat dapat berasal dari satu pengarang dan juga dapat merupakan karya dari beberapa pengarang. Setiap pengarang pada umumnya memiliki kekhasan
gaya bercerita yang membedakan dengan pengarang yang lain, misalnya dalam memilih tema, melukiskan penokohan, menampilkan latar, penggunaan gaya bahasa, dan mengungkapkan amanat.

Tugas.
Carilah sebuah cerpen dengan tema bebas dan analisis unsur instinsiknya.
(tugas dilampirkan pada komentar di bawah)

6 Responses to “Menemukan Tema, Latar, Penokohan Pada Cerpen-Cerpen dalam Satu Buku Kumpulan Cerpen.”

  1. yuliharianti

    Cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A. Navis ini memang sebuah sastra (cerpen) yang menarik dan baik. Hal ini dapat dilihat dari unsur-unsur intrinsik dan kesesuaiannya sebagai bahan pembelajaran. Adapun hasil analisisnya sebagai berikut.
    1. Unsur-unsur Intrinsik
    a. Tema
    Tema cerpen ini adalah seorang kepala keluarga yang lalai menghidupi keluarganya.
    b. Amanat
    Amanat cerpen ini adalah :
    1) jangan cepat marah kalau diejek orang,
    2) jangan cepat bangga kalau berbuat baik,
    3) jangan terpesona oleh gelar dan nama besar,
    4) jangan menyia-nyiakan yang kamu miliki, dan
    5) jangan egois.
    c. Latar
    Latar yang ada dalam cerpen ini adalah latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.
    d. Alur
    Alur cerpen ini adalah alur mundur karena ceritanya mengisahkan peristiwa yang telah berlalu yaitu sebab-sebab kematian kakek Garin. Sedangkan strukturnya berupa bagian awal, tengah, dan akhir. Adapun alur mundurnya mulai muncul di akhir bagian awal dan berakhir di awal bagian akhir.
    e. Penokohan
    Tokoh dalam cerpen ini ada empat orang, yaitu tokoh Aku, Ajo Sidi, Kakek, dan Haji Soleh.
    1) Tokoh Aku berwatak selalu ingin tahu urusan orang lain.
    2) Ajo Sidi adalah orang yang suka membual
    3) Kakek adalah orang yang egois dan lalai, mudah dipengaruhi dan mempercayai orang lain.
    4) Haji Soleh yaitu orang yang telah mementingkan diri sendiri.
    f. Titik Pengisahan
    Titik pengisahan cerpen ini yaitu pengarang berperan sebagai tokoh utama (akuan sertaan) sebab secara langsung pengarang terlibat di dalam cerita. Selain itu pengarang pun berperan sebagai tokoh bawahan ketika si kakek bercerita tentang Haji Soleh di depan tokoh aku.
    g. Gaya
    Di dalam cerpen ini pengarang benar-benar memanfaatkan kata-kata, dan majas alegori, dan sinisme.
    Berdasarkan uraian di atas, maka cerpen Robohnya Surau Kami sangat cocok /layak jika dijadikan bahan ajar dalam pembelajaran sastra di SMU, karena bahasa yang digunakannya bisa dipahami oleh siswa SMU, konflik psikologis tokoh-tokohnya pun tidak terlalu sulit untuk dipelajari, selain itu konflik-konflik psikologis yang dimunculkan, masih sesuai dengan perkembangan psikologis dan pemikiran siswa SMU, dan latar budaya yang ditampilkannya pun masih tampak umum sehinga siswa yang berlatar belakang budaya Islam, Kristen, Hindu, dan Budha pun dapat menerimanya. Selain kriteria ini, guru pun harus membaca terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai begitu pula dengan siswanya. Namun, jangan sekali-kali membaca ringkasan cerpen tersebut tanpa pernah membaca cerita itu seluruhnya. Juga, guru harus kreatif ketika sedang membelajarkan siswanya. Misalnya, guru harus mampu membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa akan isi cerpen tersebut.

  2. lailihijjahyati

    KAJIAN CERPEN-CERPEN MOH. WAN ANWAR
    DALAM BUKU KUMPULAN CERPEN ‘SEPASANG MAUT’

    “TAKDIR MUKLIS”
    1) Tema : Kemiskinan mendekatkan pada kekufuran
    2) Tokoh
    1.Muklis : Tokoh utama
    2.Zulaiha : istri Muklis
    3.Wak Makmun : mertua Muklis
    4.Mulidah : adik Julaiha
    5.Pegawai Pemda: Suami Mulidah, Tokoh tipikal tambahan
    6.Anam : Teman Muklis yang sukses menjadi Mubalig Kondang
    7.Pak Kades : Tokoh tipikal
    3) Latar : Pesantren Gedong
    4) Alur (Plot) : Maju (Progresif)
    Tahap Pengenalan
    Tahap Pemunculan konflik
    Tahap pengembangan konflik
    Tahap klimaks
    Tahap penyelesaian

  3. liandydy

    KAJIAN CERPEN-CERPEN MOH. WAN ANWAR
    DALAM BUKU KUMPULAN CERPEN ‘SEPASANG MAUT’
    “PENJARA”

    1) Tema : Kesetiaan Cinta dan ambisi/nafsu mengejar karir
    2) Tokoh
    1.Lelaki : Tokoh utama, wartawan koran local
    2.Istri Lelaki
    3.Anak lelaki : perempuan 17 tahun
    4.Ibu mertua Lelaki
    5.kekasih Lelaki : Perempuan 35 tahun
    3) Latar Tempat : Raumah Lelaki, kantor, kantor polisi
    4) Alur : Mundur (regresif)
    6.Tahap Pengenalan
    7.Tahap Pemunculan konflik
    8.Tahap pengembangan konflik
    9.Tahap klimaks
    10.Tahap penyelesaian
    5) Amanat
    Jangan sampai menelantarkan suami dan anak hanya karena mengejar karir yang tinggi karena akan membawa petaka bagi keluarga.

  4. cikalbert

    KAJIAN CERPEN-CERPEN MOH. WAN ANWAR
    DALAM BUKU KUMPULAN CERPEN ‘SEPASANG MAUT’

    ”KIAI GENGGONG”
    1) Tema
    Ketenaran Kiai Genggong yang berhasil memimpin dan memajukan pesantren Gupitan yang semula dipimpin oleh Mama (Ayahnya).
    2) Tokoh:
    1.Kiai Genggong : Tokoh utama Protagonis (Keras, nyeleneh)
    2.Kiai Sabar : Tokoh Tipikal
    3.Kiai Behbar : Tokoh Tipikal
    4. Mama : Tokoh Tipikal lembut berwibawa
    5. Bung Hamid : Tokoh tipikal
    6. Bung Jamal : Tokoh tipikal
    7. Wak Makbul
    8. Mang Cecep
    9. Om Sarjono
    3) Latar tempat : Pesantren Gupitan (di sebuah kampung)
    Latar Sosial : kehidupan pesantren dan warga kampung Gupitan
    4) Alur : Maju(Progresif)
    a) Tahap pengenalan Tokoh utama Kiai Genggong, Kiai Sabar, dan Kiai Behbar yang akan dipilih sebagai pengganti Mama untuk memimpin pesantren Gupitan.
    b) Tahap Pemunculan konfliks : Terpilihnya Kiai Genggong sebagai pemimpin pesantren Gupitan dirisaukan oleh sejumlah warga karena wataknya yang keras berbeda dengan Mama yang lembut dan berwibawa.
    c) Tahap pengembangan konflik
    d) Tahap penyelesaian
    5) Sudut Pandang: orang ketiga
    6) Amanat : Janganlah menyepelekan orang lain dengan hanya melihat kelemahannya saja tanpa memperhatikan potensi/kelebihan yang dimilikinya.

  5. dhyna90

    KAJIAN CERPEN-CERPEN MOH. WAN ANWAR
    DALAM BUKU KUMPULAN CERPEN ‘SEPASANG MAUT’

    “Sepasang Maut”

    1) Tema
    Cinta tokoh Aku tak sampai pada Si Mata Laut hingga perempuan cantik menemui ajalnya di laut.
    2) Tokoh
    • Si Mata Laut : Seorang wanita cantik yang sangat mencintai laut
    • Aku : Tokoh yang mencintai si Mata Laut tetapi cintanya selalu ditolak karena tak pernah bisa memahami laut
    • Istri Aku
    • Teman laki-laki Si Mata Laut
    • Teman perempuan Si Mata Laut
    • Ibu penunggu warung
    • Penjala ikan
    • Pengelola laut
    • Tiga orang penyelam
    3) Latar : Laut, rumah, kantor
    4) Alur : Maju(Progresif)
    Tahap pengenalan
    Tahap pemunculan konflik
    Tahap pengembangan konflik
    Tahap klimaks
    Tahap penyelesaian
    5) Sudut Pandang: orang pertama.
    6) Amanat : Mencintai alam tak harus melupakan kodrat seorang wanita yang perlu pendamping hidup dan berumah tangga.

  6. ririithuriza

    nilai akan diketahui pada pertemuan selanjutnya.

Tinggalkan Balasan ke cikalbert Batalkan balasan